Dubes Hermono mendukung pembelajaran di UNSIA untuk meningkatkan human developing indeks. Ia menekankan pentingnya lulusan Perguruan Tinggi untuk memiliki kompetensi agar siap di dunia kerja. Sehingga lulusan perguruan tinggi sebaiknya tidak hanya menyasar ijazah namun juga harus dilengkapi skill-nya dengan berbagai kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Malaysia (UNSIA) – Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Malaysia Dato Indera Hermono menerima delegasi Universitas Siber Asia (UNSIA), di kantor Kedutaan, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (25 April 2024). Delegasi UNSIA yang dipimpin langsung oleh Rektor UNSIA, Prof. Jang Youn Cho., Ph.D., CPA bersama dengan para wakil rektor, pimpinan program studi, biro dan badan UNSIA, hadir untuk melaporkan pelaksanaan kuliah yang diikuti oleh para pekerja migran yang berdomisili di Malaysia.
Dalam laporannya, Wakil Rektor bidang Administasi Umum, Kerjasama dan Pemasaran, Ir. Abdul Wahab Bangkona, M.Si menyampaikan bahwa pendirian UNSIA ditujukan untuk memberikan kemudahan akses bagi seluruh warga negara Indonesia dimanapun mereka berada untuk meningkatkan diri melalui pendidikan tinggi. Sehingga Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan tinggi di Indonesia dapat meningkat dan setara dengan negara lain. Menuju tahun keempat UNSIA beroperasi, Wahab menyampaikan bahwa UNSIA telah mendapatkan pengakuan baik di tingkat nasional maupun Internasional. Antara lain dengan diraihnya akreditasi institusi dengan nilai Baik Sekali dari BAN PT serta mendapatkan akreditasi dari European Association for Higher Education Accreditation (EAHEA).
Dalam sambutannya, Dubes Hermono menyambut baik dan mengapresiasi UNSIA karena telah menjadi salah satu penyedia solusi pendidikan tinggi khususnya bagi warga negara Indonesia yang membutuhkan kemudahan kuliah dengan kualitas yang baik. Ia mendukung UNSIA untuk memberikan pembelajaran guna meningkatkan human developing indeks. Hermono juga meminta agar UNSIA dapat mengantisipasi perkembangan yang sangat cepat di masa depan, khususnya dalam peningkatan kualitas human capital.
‘’Tantangan terbesar kita saat ini adalah bagaimana memproduksi human capital yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan ekonomi. Karena teknologi berkembang sangat cepat. Jadi jangan sampai nantinya output insitusi pendidikan, ketika memasuki dunia kerja, sudah tertinggal jauh, karena teknologi berkembang lebih cepat dari pendidikan,’’ ungkap Hermono.
Dubes Hermono berharap UNSIA dapat menjadi akselerator dan solusi bagi pekerja migran di Malaysia yang saat ini jumlahnya mencapai 1,5 – 1,7 juta orang. Hal inilah yang menjadikan Malaysia menjadi pasar yang penting bagi perguruan tinggi online di Indonesia.
‘
’Mayoritas dari mereka ini belum lulus SMA. Namun, dari angka tersebut, hanya sekitar 5 persen saja yang bisa melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Karena ada yang lulusan SD dan SMP saja. Mereka yang siap melanjutkan rata-rata ada di industri semi konduktor atau elektronik yang menuntut keahlian dan pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan bidang lain yang dimasuki para pekerja migran Indonesia di Malaysia,’’ paparnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. Ucuk Darusalam S.T., M.T menyampaikan bahwa saat ini mahasiswa UNSIA telah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia dan juga di luar negeri, seperti Malaysia, Taiwan, Hongkong, Maccau, Philiphina, Abu Dhabi, Qatar, Korea Selatan, Jepang, Belanda, Amerika dan Malaysia. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, UNSIA berkunjung ke Malaysia untuk melaporkan kegiatan perkuliahan yang dilakan di wilayah Malaysia.
Delegasi UNSIA hadir di Kedutaan Besar Indonesia untuk Malaysia dalam rangka Kunjungan Studi Banding dengan univesitas di Malaysia serta mendapatkan wawasan Internasional dari Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Malaysia Dato Indera Hermono. (*mth)