Lebaran selalu menjadi momen spesial yang dinanti-nantikan. Ini adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga, saling memaafkan, dan mensyukuri berkah yang telah diberikan. Namun, di balik kemeriahan perayaan, ada realitas yang tidak bisa kita abaikan: tidak semua orang mampu merayakan Lebaran dengan kecukupan. Kondisi ekonomi Indonesia yang belum sepenuhnya pulih membuat banyak keluarga harus berpikir dua kali sebelum membelanjakan uang untuk pakaian baru, hidangan mewah, atau kebutuhan perayaan lainnya. Di sisi lain, perayaan yang berlebihan juga sering kali meninggalkan dampak buruk, seperti tumpukan sampah dan polusi dari sisa produksi rumahan. Oleh karena itu, merayakan Lebaran dengan mindfulness atau penuh kesadaran dan kesederhanaan bisa menjadi solusi yang bijaksana.
Merayakan Lebaran dengan penuh kesadaran bukan berarti mengurangi makna perayaan, melainkan kembali pada esensi sejatinya. Menurut artikel dari Kementerian Agama, Islam mengajarkan kita untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala hal, termasuk dalam merayakan Lebaran. Firman Allah dalam Al-Qur’an, “Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan” (QS. Al-A’raf: 31), menjadi pengingat bahwa kesederhanaan adalah nilai luhur yang harus dijunjung. Dalam konteks Lebaran, ini bisa diterapkan dengan menyiapkan hidangan secukupnya, memilih pakaian yang sudah ada, atau fokus pada ibadah dan silaturahmi ketimbang mengejar kemewahan yang tidak perlu.
Kondisi ekonomi yang sulit saat ini menjadi alasan kuat mengapa tema ini penting. Banyak keluarga merasa tertekan oleh ekspektasi sosial untuk tampil sempurna di hari raya, mulai dari membeli baju baru untuk seluruh anggota keluarga hingga menyajikan aneka kue dan makanan spesial. Padahal, tidak semua orang memiliki kemampuan finansial yang sama. Artikel dari GE Magazine menyarankan agar kita menghindari persiapan Lebaran yang berlebihan. Dengan merayakan secara sederhana, kita bisa mengurangi beban ekonomi keluarga sekaligus tetap menikmati kebahagiaan Lebaran bersama orang-orang tersayang. Misalnya, alih-alih membeli barang baru, kita bisa memanfaatkan apa yang sudah ada di rumah atau berbagi dengan tetangga untuk menciptakan suasana kebersamaan.
Selain dampak ekonomi, perayaan yang berlebihan juga berdampak pada lingkungan. Ketika kita memproduksi makanan atau membeli barang dalam jumlah besar, sering kali ada sisa yang tidak terpakai. Sisa makanan yang membusuk di tempat sampah menyumbang emisi gas metana, sedangkan kemasan plastik dari kue atau dekorasi akhirnya menambah polusi yang sulit terurai. Bayangkan jika setiap rumah tangga menghasilkan sampah berlebih saat Lebaran, dampaknya terhadap lingkungan akan semakin parah. Dengan pendekatan mindfulness, kita bisa mengurangi jejak ekologis ini. Caranya? Cukup siapkan makanan sesuai kebutuhan, gunakan wadah yang bisa dipakai ulang, dan hindari pembelian barang yang hanya digunakan sekali. Langkah kecil ini tidak hanya menjaga bumi tetap bersih, tetapi juga mencerminkan kepedulian kita terhadap generasi mendatang.
Lebaran yang mindfulness juga mengajak kita untuk peduli pada orang lain. Di saat sebagian dari kita bisa merayakan dengan nyaman, ada banyak saudara kita yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokok. Berbagi dengan mereka melalui zakat, sedekah, atau sekadar memberikan sebagian dari apa yang kita miliki adalah cara untuk memastikan Lebaran menjadi berkah bagi semua. Dengan demikian, perayaan ini tidak hanya tentang kebahagiaan pribadi, tetapi juga tentang solidaritas dan kepekaan sosial.
Pada intinya, merayakan Lebaran dengan kesadaran penuh adalah cara untuk menghormati nilai-nilai luhur hari raya: syukur, kebersamaan, dan kepedulian. Di tengah kondisi ekonomi yang menantang dan ancaman lingkungan yang nyata, kesederhanaan adalah kunci untuk menjadikan Lebaran bermakna tanpa memberatkan diri sendiri atau bumi yang kita pijak. Mari jadikan Lebaran kali ini sebagai langkah awal untuk merayakan dengan bijaksana, sederhana, penuh makna, dan ramah lingkungan.
Sumber:
Kementerian Agama. (2023, April 20). Lebaran tak perlu berlebih-lebihan. Kemenag.go.id. https://kemenag.go.id/islam/lebaran-tak-perlu-berlebih-lebihan-qmpltw
GE Magazine. (2023, April 21). Hindari persiapan Lebaran berlebihan. GEMagazine.or.id. https://www.gemagazine.or.id/2023/04/21/hindari-persapan-lebaran-berlebihan/
Kontributor : Elvira Rahmaniar Rahmi
Editor : Joko Suhariyanto, S.E.,M.M., CPOD.