Skena adalah singkatan dari tiga kata, yaitu sua, cengkerama, dan kelana (Kumparan.com) . Fashion skena, yang diadopsi oleh banyak anak muda terutama dari kalangan Gen Z, bukan hanya soal gaya berbusana tetapi menjadi simbol dari kebebasan ekspresi, keberanian menantang norma, dan representasi identitas. Gaya ini seringkali diidentikkan dengan keberanian dalam berpakaian dan penampilan yang “nyentrik” dan dianggap berbeda dari tren mainstream. Gen Z, yang terkenal akan semangatnya untuk tampil beda dan memperjuangkan keunikan individu, menjadikan fashion skena sebagai medium untuk mengekspresikan diri dalam lingkungan sosial yang kompleks.
1. Lebih dari Sekadar Gaya: Menemukan Identitas Melalui Fashion
Fashion skena menjadi sarana bagi Gen Z untuk mengekspresikan kepribadian dan nilai-nilai yang mereka anut. Di tengah laju perubahan sosial yang cepat, anak muda mengembangkan gaya personal untuk menunjukkan siapa mereka di hadapan masyarakat. Fashion skena, yang biasanya menampilkan gaya eklektik dengan campuran warna, aksesoris unik, dan pola yang tak biasa, memperlihatkan sisi kepribadian yang ingin bebas dari batasan-batasan konvensional. Bagi sebagian orang, fashion ini merepresentasikan sikap anti-kemapanan atau bahkan sebagai simbol pemberontakan terhadap stereotip yang membatasi.
2. Media Ekspresi yang Menantang Norma Sosial
Salah satu hal yang membuat fashion skena menarik bagi Gen Z adalah keberaniannya dalam menantang batasan norma yang ada. Di Indonesia, di mana ekspektasi sosial terhadap penampilan cukup tinggi, keberanian untuk berpakaian berbeda bisa menimbulkan reaksi yang beragam, dari pujian hingga kritik. Meski demikian, Gen Z melihat fashion skena sebagai bentuk kebebasan untuk berpakaian sesuai dengan kehendak mereka tanpa peduli pada penilaian orang lain. Hal ini juga berkaitan dengan meningkatnya dukungan terhadap inklusivitas dan penerimaan perbedaan, yang kian berkembang di kalangan anak muda.
3. Fashion Skena sebagai Respons Terhadap Tantangan Sosial
Fashion skena juga merupakan respons terhadap tekanan sosial yang sering kali dialami Gen Z. Melalui fashion, mereka mengungkapkan perasaan atau reaksi terhadap isu-isu seperti kesehatan mental, perubahan iklim, ketidaksetaraan gender, dan berbagai bentuk ketidakadilan lainnya. Contohnya, gaya pakaian “sustainable” yang mengutamakan bahan ramah lingkungan atau fashion yang menyuarakan pesan tentang body positivity adalah bagian dari perlawanan terhadap standar kecantikan yang tidak realistis. Dengan fashion skena, Gen Z menemukan cara unik untuk menyampaikan kritik sosial dan mendukung gerakan yang mereka yakini.
4. Inspirasi Fashion Skena: Campuran Budaya dan Tren Global
Fashion skena Gen Z banyak terinspirasi dari tren global dan media sosial. Mulai dari gaya era 90-an, grunge, hingga campuran budaya pop Korea dan Barat, fashion ini merangkul banyak gaya tanpa terikat pada satu kategori. Kemudahan akses terhadap informasi dari seluruh dunia juga mempengaruhi bagaimana Gen Z menyerap dan mengadopsi tren, menciptakan campuran gaya yang dinamis dan tidak terikat pada satu budaya. Mereka memadukan gaya ini dengan sentuhan lokal dan menyesuaikannya dengan kepribadian masing-masing.
5. Pentingnya Ruang untuk Ekspresi Diri
Di balik tren fashion skena ini, ada kebutuhan mendalam dari Gen Z untuk mendapatkan ruang ekspresi tanpa tekanan sosial. Mereka tidak ingin hanya mengikuti tren semata, tetapi menjadikan fashion sebagai sarana untuk menyuarakan apa yang mereka yakini. Fashion skena tidak lagi sebatas tren gaya, melainkan sudah menjadi bagian dari jati diri Gen Z yang ingin dilihat, didengar, dan diterima apa adanya.
Fashion skena bagi Gen Z adalah cara baru untuk menunjukkan diri mereka dalam masyarakat yang terus berubah. Gaya yang bebas, unik, dan tidak biasa ini menggambarkan sikap mereka yang menolak untuk dikotak-kotakkan, berani tampil beda, dan menyuarakan isu-isu penting. Dalam dunia yang sering kali mengharapkan keseragaman, fashion skena menjadi perlawanan yang memperjuangkan kebebasan dan keunikan tiap individu. Gen Z, melalui fashion skena, terus membuktikan bahwa mereka memiliki identitas yang kuat dan pandangan yang berani terhadap tantangan sosial yang mereka hadapi.
Kontributor : Efthariena
Editor : Joko Suhariyanto, S.E.,M.M., CPOD