Universitas Siber Asia

Lebaran Beyond Tradition: Rediscovering the True Essence

Setiap tahun, momen Lebaran selalu dinantikan dengan penuh antusiasme oleh banyak orang setelah berpuasa selama sebulan penuh. Keriuhan dan keceriaan merajai suasana, namun kita terkadang lupa untuk menyelami esensi sejati dari perayaan ini. Sudah seharusnya Lebaran menjadi waktu yang tepat untuk merenungkan makna yang lebih dalam di balik tradisi-tradisi yang kita jalani dari masa ke masa.
Berbagai tradisi Lebaran, seperti mudik, saling maaf-maafan, hingga menyantap hidangan lezat, telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perayaan ini. Namun, sering kali kita fokus pada aspek eksternal tanpa mendalami makna internalnya. Hendaknya, kita mampu membedakan antara sekedar menjalankan tradisi dan benar-benar memahami dan menerapkan makna serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Sehingga, kita bisa merayakan Lebaran dengan lebih dalam dan bermakna.
Tidak selalu tentang seberapa lezat hidangannya, tetapi Lebaran juga mengandung nilai-nilai yang menghubungkan kita sesama manusia sebagai makhluk sosial. Banyak nilai inti yang sebaiknya kita renungkan dan amalkan saat merayakan Lebaran, mulai dari kebersamaan, tolong-menolong, kedermawanan, dan banyak lagi. Dengan saling berbagi, bermaaf-maafan, dan berkumpul bersama, kita memperkuat ikatan emosional dan spiritual dengan keluarga, teman, dan masyarakat sekitar.
Misalnya, dengan bermudik, kita bisa memahami arti penting kebersamaan dengan keluarga. Kita juga bisa memahami pentingnya ‘quality time’ yang dilakukan dengan orang-orang tersayang. Dengan saling bermaaf-maafan, kita dapat belajar bagaimana bersikap lapang dada dan melepaskan hal-hal di masa lalu. Tentunya, kita harus waspada diri akan tingkah laku masing-masing sehingga tidak mengulangi kesalahan yang diperbuat dan merugikan orang lain.
Dalam perenungan makna Lebaran, tentunya kita melihat kembali tradisi-tradisi yang dilakukan dengan sudut pandang yang lebih dalam. Misalnya, kita merenung tentang diri kita yang terjebak dalam rutinitas tradisi yang membuat ktia lupa akan inti perayaan yang sebenarnya. Renungan seperti ini tentunya sangat berguna bagi kita untuk menyadari pentingnya menghargai makna di balik setiap tradisi dan rutinitas yang kita jalani.
Tidak hanya merenungkan, tentunya penting untuk menafsirkannya secara kritis untuk dapat memahami makna sejati dari perayaan tersebut. Dengan melakukan refleksi kritis, kita dapat merayakan Lebaran dengan penuh pengertian dan kesadaran akan makna yang terkandung di dalamnya.
Indonesia memiliki keberagaman budaya yang kaya, banyak juga tradisi Lebaran yang tersebar di daerah-daerah. Dengan mengeksplorasi tradisi lokal, kita dapat lebih memahami makna dan nilai yang terkandung di dalamnya. Ini juga merupakan kesempatan kita untuk memperluas wawasan kita tentang makna Lebaran.
Perang Topat (perang ketupat) adalah salah satu tradisi menyambut Lebaran yang unik yaitu dilakukan dengan saling melemparkan ketupat. Ini merupakan tradisi kerukunan antar umat Hindu dan Islam di Lombok. Setelah melempar ketupat, masyarakat akan berebut ketupat tersebut karena kepercayaan bahwa itu dapat membawa kesuburan dan melimpahkan panen. Dari sini, masyarakat belajar untuk melestarikan hubungan dan budaya baik antarumat beragama di wilayah masing-masing.
Merayakan Lebaran itu tidak cuma saat momennya, kita juga bisa melakukannya dalam sehari-hari. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengintegrasikan nilai-nilai yang dipelajari selama perayaan Lebaran ke dalam aktivitas sehari-hari dan juga dalam interaksi sesama manusia di sekitar kita. Dengan demikian, kita tidak hanya Lebaran saat momennya, tetapi juga menjadikan maknanya sebagai identitas dan praktek sepanjang tahun.
Kita dapat menerapkan tradisi dan juga makna tradisi dalam bentuk praktek dan kontribusi positif bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar. Pada akhirnya, kehadiran keluarga, kesempatan berbagi, dan momen kebersamaan adalah berkah yang harus dihargai dan disyukuri. Dengan mengakui makna yang ada dalam hidup kita, kita dapat merayakan Lebaran dengan lebih baik dan mendalam, disertai dengan rasa syukur.
Kontributor : Joanne Landy Tantreece
Editor : Joko Suhariyanto, S.E.,M.M., CPOD.

Referensi:
[1] https://nu.or.id/daerah/berbagai-tradisi-lebaran-idul-fitri-di-indonesia-0SxoN
[2] https://kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/tradisi-menyambut-lebaran-yang-unik-dan-bermakna-di-indonesia
[3] https://www.detik.com/sumbagsel/berita/d-7286938/arti-lebaran-sebutan-hari-raya-idul-fitri-ini-makna-dan-sejarahnya
[4] https://islam.nu.or.id/syariah/hari-raya-idul-fitri-sejarah-keutamaan-dan-maknanya-dalam-islam-ZYJms

Lebaran Beyond Tradition: Rediscovering the True Essence

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *