Universitas Siber Asia

Kecantikan Hidung Panjang Bekantan dan Ancaman yang Mengintainya

Bekantan (Nasalis larvatus), Di Kalimantan, Bekantan dikenal juga dengan nama Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau (Supriatna et al. 2000),  adalah satwa endemik yang hanya dapat ditemukan di Pulau Kalimantan, Indonesia. Meskipun memiliki penampilan yang unik dan menarik, bekantan kini menghadapi ancaman besar terhadap kelangsungan hidup mereka. Sebagai simbol alam Kalimantan Selatan, bekantan memiliki peran penting dalam ekosistem hutan rawa dan mangrove. Namun, penyusutan habitat dan perburuan liar menjadi ancaman utama bagi spesies yang terancam punah ini. Artikel ini akan mengulas ciri-ciri, perilaku, habitat, serta upaya konservasi yang dilakukan untuk melestarikan bekantan, primata ikonik dari Borneo ini.

Bekantan memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari primata lainnya:

  1. Hidung Panjang dan Besar: Ciri paling mencolok dari bekantan adalah hidung besar yang menggantung, terutama pada jantan. Meskipun fungsi pasti hidung ini belum sepenuhnya dipahami, diyakini bahwa hidung besar ini berfungsi untuk menarik perhatian betina atau sebagai resonator suara untuk memperkuat vokalisasi mereka.
  2. Warna Bulu: Bekantan memiliki bulu berwarna kemerahan dengan bagian bawah tubuh yang lebih pucat. Bulu di sekitar wajah dan leher biasanya berwarna krem atau putih, sedangkan ekornya yang panjang sering kali berujung hitam, berfungsi membantu mereka menjaga keseimbangan saat bergerak di atas pohon.
  3. Ukuran Tubuh: Bekantan jantan dewasa bisa mencapai berat hingga 24 kg dengan panjang tubuh sekitar 75 cm (belum termasuk ekor yang dapat sepanjang 60 cm). Betina memiliki ukuran tubuh lebih kecil dengan hidung yang lebih pendek.
  4. Tangan dan Kaki yang Kuat: Bekantan memiliki tangan dan kaki yang kuat serta fleksibel, yang memudahkan mereka untuk memanjat dan melompat dari pohon ke pohon. Kaki belakang lebih panjang daripada kaki depan, yang memungkinkan mereka melompat lebih jauh.
  5. Kemampuan Berenang: Bekantan juga dikenal sebagai perenang yang handal. Kemampuan berenang ini sangat berguna bagi mereka dalam mencari makanan atau melarikan diri dari predator dengan berenang menyeberangi sungai atau bahkan antar pulau.
  6. Ekspresi Wajah: Bekantan memiliki ekspresi wajah yang sangat ekspresif, yang digunakan untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya. Ekspresi ini bisa mencakup menunjukkan gigi, mengernyitkan dahi, dan mengangguk.

Bekantan hidup dalam kelompok sosial yang terstruktur dengan baik. Setiap kelompok biasanya dipimpin oleh seekor jantan dominan, yang bertanggung jawab melindungi betina dan anak-anaknya dari ancaman. Kelompok-kelompok ini cenderung terdiri dari 10 hingga 30 individu. Jantan dewasa memiliki peran penting dalam menjaga kelompok dan bersaing dengan jantan lain untuk mendapatkan dominasi dalam kelompok.

Bekantan adalah primata yang aktif pada siang hari (diurnal), menghabiskan sebagian besar waktu mereka mencari makan di pohon. Makanan utama mereka terdiri dari daun muda, buah-buahan, biji-bijian, dan terkadang bunga atau serangga. Selain itu, bekantan juga menunjukkan perilaku sosial yang kompleks, menggunakan suara seperti desisan dan mendengus, serta ekspresi wajah untuk berkomunikasi dalam kelompok.

Habitat dan Distribusi Bekantan

Bekantan mendiami berbagai habitat alami di Pulau Kalimantan, khususnya di daerah-daerah yang kaya akan sumber air. Mereka dapat ditemukan di hutan mangrove, hutan rawa, serta hutan sekunder dan primer yang terletak di sepanjang sungai besar. Di Indonesia, bekantan dapat dijumpai di beberapa lokasi seperti Suaka Margasatwa Pleihari Tanah Laut, Cagar Alam Pulau Kaget, dan Pulau Kembang.

Habitat bekantan sangat bergantung pada ekosistem berbasis air, karena mereka sering beraktivitas di dekat sungai dan rawa. Keahlian berenang bekantan memungkinkan mereka untuk berpindah antar pulau atau melarikan diri dari ancaman predator.

Bekantan menghadapi beberapa ancaman besar yang dapat mengurangi populasi mereka secara signifikan:

  1. Penghancuran Habitat: Konversi lahan untuk pertanian, pembangunan infrastruktur, serta pembalakan liar menyebabkan hilangnya habitat alami bekantan, terutama di hutan mangrove dan rawa yang menjadi tempat tinggal utama mereka.
  2. Perburuan Ilegal: Meskipun bekantan dilindungi oleh undang-undang, perburuan untuk daging atau perdagangan sebagai hewan peliharaan tetap terjadi. Hal ini memperburuk kondisi populasi bekantan yang sudah terancam.
  3. Kerusakan Ekosistem: Pencemaran air dan tanah akibat aktivitas industri dan pertanian turut merusak kualitas habitat bekantan, sehingga mengancam sumber makanan mereka dan kesehatan ekosistem tempat mereka hidup.

Berbagai upaya konservasi telah dilakukan untuk melindungi bekantan dan habitatnya:

  1. Bekantan tercatat sebagai spesies yang dilindungi oleh undang-undang di Indonesia, yang melarang perburuan, penangkapan, atau perdagangan bekantan. Undang-undang ini perlu ditegakkan lebih tegas untuk mengurangi perburuan liar.
  2. Pembentukan cagar alam dan taman nasional di Kalimantan, seperti Cagar Alam Pulau Kaget dan Suaka Margasatwa Pleihari, memberikan ruang aman bagi bekantan untuk berkembang biak tanpa gangguan manusia.
  3. Program pendidikan dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya melestarikan bekantan juga sangat diperlukan. Masyarakat lokal, terutama di sekitar habitat bekantan, harus diberdayakan untuk memahami nilai konservasi dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian.
  4. Mengingat distribusi bekantan melintasi beberapa negara, kerja sama antara Indonesia, Malaysia, dan Brunei sangat penting dalam pelestarian spesies ini. Kolaborasi antar negara akan lebih efektif dalam melindungi habitat bekantan yang tersebar di seluruh Pulau Kalimantan.

Melalui kesadaran yang lebih tinggi dan tindakan nyata, kita dapat memberikan masa depan yang lebih baik bagi bekantan, memastikan bahwa mereka tetap ada untuk generasi mendatang.

Sumber

Kontributor : Elvira Rahmaniar Rahmi
Editor : Joko Suhariyanto, S.E.,M.M., CPOD

Kecantikan Hidung Panjang Bekantan dan Ancaman yang Mengintainya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *