Universitas Siber Asia

Kenapa Minum Obat Lebih Baik Setelah Makan?

Banyak dari kita sering mendengar anjuran dokter atau membaca label obat yang menyatakan “diminum setelah makan.” Namun, mengapa aturan ini begitu umum? Alasan di baliknya berkaitan dengan cara tubuh memproses obat, efektivitas pengobatan, dan perlindungan terhadap efek samping.
Kebanyakan obat dianjurkan diminum setelah makan untuk mengoptimalkan penyerapan dan mengurangi risiko efek samping. Makanan di lambung memperlambat pengosongan lambung, memberikan waktu bagi obat untuk larut dan diserap lebih baik di usus. Misalnya, obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen lebih efektif diserap dengan makanan, sekaligus mengurangi iritasi lambung yang dapat menyebabkan nyeri atau maag. Makanan juga meningkatkan aliran darah ke saluran pencernaan, membantu distribusi obat ke seluruh tubuh. Selain itu, lemak dari makanan dapat meningkatkan penyerapan obat larut lemak, seperti vitamin D atau beberapa antidepresan.

Beberapa obat, seperti aspirin, antibiotik (misalnya amoxicillin), atau kortikosteroid, bersifat asam dan dapat mengiritasi dinding lambung jika diminum saat perut kosong. Makanan bertindak sebagai “bantalan,” menetralkan asam lambung dan melapisi dinding lambung, sehingga mengurangi risiko sakit perut, mual, atau bahkan ulkus. Menurut studi di Journal of Clinical Pharmacology (2023), minum NSAID setelah makan menurunkan insiden gangguan lambung hingga 30%. Inilah mengapa dokter sering menyarankan makan nasi, roti, atau makanan ringan sebelum minum obat jenis ini.
Minum obat setelah makan juga membantu mengurangi efek samping seperti mual atau pusing. Antibiotik seperti metronidazole atau obat diabetes seperti metformin sering menyebabkan mual jika diminum saat perut kosong. Makanan memperlambat pelepasan obat ke dalam darah, menstabilkan konsentrasinya, dan meminimalkan reaksi tak nyaman. Selain itu, beberapa obat, seperti antikonvulsan, dapat menyebabkan kantuk atau gangguan koordinasi, yang lebih terkendali jika dikonsumsi bersama makanan.

Tidak semua obat dianjurkan diminum setelah makan. Beberapa, seperti levothyroxine untuk tiroid atau bisphosphonate untuk osteoporosis, harus diminum saat perut kosong karena makanan dapat menghambat penyerapan. Obat ini biasanya diminum 30–60 menit sebelum sarapan. Antibiotik tertentu, seperti ciprofloxacin, juga lebih efektif tanpa makanan karena kalsium dari susu atau makanan dapat mengikat obat, mengurangi efektivitasnya. Selalu baca label atau konsultasikan dengan dokter untuk aturan spesifik.

Untuk memastikan obat bekerja optimal:

  • Ikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan. Jika tertulis “setelah makan,” konsumsi makanan ringan seperti biskuit jika tidak ingin makan berat.
  • Hindari alkohol, kafein, atau jus grapefruit, yang dapat mengganggu metabolisme obat.
  • Minum obat dengan air putih, bukan susu atau teh, untuk menghindari interaksi kimia.
  • Jangan menghancurkan atau mengunyah tablet salut enterik (misalnya, omeprazole) karena dirancang larut di usus, bukan lambung.
  • Jika lupa minum obat, jangan menggandakan dosis tanpa konsultasi dokter

Anjuran minum obat setelah makan bertujuan untuk meningkatkan penyerapan, melindungi lambung, dan mengurangi efek samping seperti mual atau iritasi. Namun, beberapa obat justru lebih efektif diminum saat perut kosong, menunjukkan pentingnya memahami aturan spesifik setiap obat. Dengan mengikuti anjuran dokter dan membaca label dengan cermat, kita dapat memastikan pengobatan berjalan efektif dan aman. Mari jadikan kebiasaan minum obat dengan benar sebagai langkah kecil menuju hidup sehat!

Sumber
Alodokter. (2024, October 15). Mengapa beberapa obat harus diminum setelah makan? https://www.alodokter.com/komunitas/topic/mitos-atau-fakta77fff1
Journal of Clinical Pharmacology. (2023). Impact of food on NSAID-induced gastrointestinal adverse effects. https://doi.org/10.1002/jcph.2134
GoodRx. (n.d.). Taking medication with food: Why it matters and which drugs require it. Diakses pada 16 Juni 2025, dari https://www.goodrx.com/drugs/side-effects/taking-medication-with-food

Kontributor : Elvira Rahmaniar Rahmi
Editor : Joko Suhariyanto, S.E.,M.M., CPOD.

Kenapa Minum Obat Lebih Baik Setelah Makan?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *