Bursa crypto Binance telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 36 karyawan dari tim customer service mereka di kantor India. Selain itu, menurut laporan Wall Street Journal, jumlah karyawan yang dirumahkan oleh Binance diperkirakan akan meningkat, dan perusahaan kemungkinan akan kehilangan lebih dari sepertiga dari total karyawan mereka pada tahun 2023.
Pihak Binance menjelaskan bahwa tindakan PHK ini merupakan bagian dari upaya efisiensi dan evaluasi ulang perkembangan bisnis. Mereka ingin memastikan bahwa orang-orang dengan keahlian yang sesuai mengisi peran penting dalam perusahaan, agar tetap bisa bersaing dan adaptif dalam menghadapi perubahan pasar, terutama menghadapi siklus bull selanjutnya.
Sebelum terjadi PHK, Binance telah melakukan rekrutmen besar-besaran pada tahun 2022, meningkatkan jumlah pegawai dari 3.000 menjadi 8.000 orang di berbagai negara.
Namun, PHK ini datang di saat Binance menghadapi tekanan dari berbagai pihak. Pada Juni, Securities and Exchange Commission (SEC) AS menuntut Binance atas tuduhan penipuan siber di pengadilan federal Washington. Pada Mei 2023, induk perusahaan Tokocrypto yang membeli Binance, diperiksa oleh Departemen Kehakiman AS karena dugaan transaksi keuangan ilegal dengan Rusia yang melanggar sanksi internasional.
Akibat peristiwa tersebut, Binance mengalami aksi jual besar-besaran, dengan arus penarikan aset digital senilai US$3 miliar dari sejumlah entitas blockchain terkait dengan perusahaan.
Meski menghadapi tantangan dan sentimen negatif, Binance masih memegang posisi dominan sebagai bursa penukaran crypto dengan pangsa pasar sebesar 59,9 persen dan total dana pengguna melebihi US$57 miliar, menurut data dari lembaga analitik blockchain CoinMarketCap.