Di era teknologi, semua orang tidak bisa lepas dari yang namanya dunia digital. Hal ini membuat tradisi silahturahmi Lebaran mengalami pergeseran yang cukup signifikan. Dari yang dulunya wajib mudik, hingga sekarang digantikan oleh solusi digital karena banyaknya kesibukan dan persebaran anggota keluarga di berbagai wilayah. Nilai silahturahmi – “sila” yang artinya hubungan dan “rahim” yang artinya kasih sayang – tetap dipertahankan meski berubah bentuk. Kehadiran teknologi yang semakin canggih membantu kita untuk stay connected meski terhalang oleh jarak dan waktu. Perubahan ini membawa efek positif dan tantangan yang perlu kita evaluasi dalam menjaga kehangatan hubungan antar keluarga dan teman.
Instagram, TikTok, Facebook, X, dan banyak platform digital lainnya menjadi media utama untuk menyebarkan ucapan dan berbagi momen Lebaran. Tidak ketinggalan, layanan angpao virtual dengan e-wallet juga memudahkan pengiriman hadiah tanpa harus bertatap muka. Penggunaan media sosial ini memungkinkan untuk melihat update terbaru dari kerabat dan teman yang jauh dan menciptakan rasa kebersamaan meski secara virtual. Tentunya, kita harus bijak dalam menggunakan sarana ini supaya terhindar dari komunikasi silahturahmi yang hanya sekadar formalitas.
Video call, yang dapat dilakukan melalui Zoom, Google Meet, dan lainnya, menyediakan alternatif untuk pertemuan tatap muka, terlebih saat terpisah oleh jarak. Melalui fitur video, kita bisa melihat ekspresi dan kehangatan visual yang tidak bisa didapatkan melalui teks atau panggilan suara. Namun, masalah koneksi dan kurangnya interaksi fisik menjadi keterbatasan yang mempengaruhi feel dari silahturahmi itu tersebut.
Chatting app seperti WhatsApp dan Telegram memudahkan kita dalam mengirim pesan instan, ucapan, hingga berbagi foto dan video momen Lebaran. Fitur stiker, voice message, serta grup chat membuat komunikasi menjadi lebih interaktif dan personal. Meskipun demikian, harus diingat bahwa penggunaan aplikasi pesan harus diimbangi dengan komunikasi mendalam supaya esensi kehangatan saat pertemuan langsung tidak hilang.
Silahturahmi digital juga dapat dilakukan sebagai reuni dengan teman lama. Reuni virtual di momen Lebaran memberikan kesempatan untuk bernostalgia, tertawa bersama, dan mengingat kembali kenangan seru di masa sekolah, meskipun banyak yang tersebar di berbagai kota dan negara. Pertemuan digital memang tidak dapat menggantikan kehangatan pertemuan tatap muka, namun kelebihannya berupa hemat waktu dan biaya membuatnya menjadi solusi efektif di tengah mobilitas tinggi.
Tentunya, teknologi membawa dampak positif dengan menjembatani komunikasi antar generasi dan memudahkan kontak dengan kerabat jauh. Namun, penggunaan teknologi yang berlebihan, hingga ketergantungan yang tidak sehat, dapat menurunkan kualitas interaksi, dan membuat hubungan terasa lebih dangkal. Maka dari itu, penting untuk menyeimbangkan antara kepraktisan teknologi dan keautentikan pertemuan tatap muka.
Teknologi adalah alat yang sangat membantu dalam menjaga silahturahmi, khususnya di momen Lebaran. Namun, teknologi tidak bisa sepenuhnya menggantikan kehangatan yang dirasakan saat bertemu langsung dengan kerabat dan teman. Kita perlu bijak dalam mengatur waktu antara interaksi digital dan pertemuan nyata, supaya nilai tradisional silahturahmi tetap mengandung penuh kasih dan keberkahan. Lebaran adalah momen untuk berkumpul dan saling menguatkan, menyalurkan cinta dan rindu tanpa batas. Selamat Lebaran 2025!
Referensi:
[1] Sapta Rahayu, N. (n.d.). Eid in a click: Saat silahturahmi lebaran berpadu dengan teknologi. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/nuningsapta1219/67e764a8ed641512622d0522/eid-in-a-click-saat-silaturahmi-lebaran-berpadu-dengan-teknologi?page=all
[2] RRI. (2024, December 26). Kecanggihan teknologi dalam silahturahmi. RRI. https://rri.co.id/lain-lain/1235646/kecanggihan-teknologi-dalam-silaturahmi
Kontributor : Joanne Landy Tantreece
Editor : Joko Suhariyanto, S.E.,M.M., CPOD