Ketika mendekati momen Lebaran, pastinya kita merasa excited karena akan segera berkumpul dengan keluarga dan kerabat. Saat terbayang-bayang kehangatan itu, pasti teringat masing-masing wajah om tante dan sepupu yang sedang ngobrol asik dengan kita. Tapi, tentunya tak sedikit anak muda merasa was-was, karena takut dibombardir pertanyaan klasik seperti “kapan nikah?”. Fenomena ini bahkan menjadi perbincangan rutin di media sosial tiap Lebaran tiba. Begitu banyak meme, video lucu, hingga thread yang membahas pertanyaan ini, menunjukkan bahwa tekanan ini dialami banyak anak muda.
Sebenarnya pertanyaan ini dilontarkan sebagai bentuk perhatian dan topik catch-up, namun terkadang ini membuat anak muda merasa risih. Perbedaan generasi memiliki sudut pandang berbeda mengenai perencanaan hidup. Terlebih lagi di zaman yang tuntutan ekonomi semakin tinggi, apa yang terasa normal bagi kita, menjadi aneh di mata mereka. Sebelum buru-buru kesal saat ditanya, penting untuk mengingat bahwa di balik itu adalah keinginan agar kita mendapatkan kebahagiaan dan keberkahan.
Jadi, bagaimana sebaiknya kita menghadapi pertanyaan sensitif itu? Untuk mencairkan suasana, kita bisa menjawabnya dengan sedikit humor. Misalnya, “Santai aja, Om/Tante, nanti nikahnya pas lagi diskon deh!” atau “Doain aja ya, supaya cepat ketemu jodohnya.” Jawaban seperti ini tidak hanya mengurangi ketegangan, tetapi juga menunjukkan bahwa kita tidak terlalu membiarkan ekspektasi tersebut untuk mendikte kebahagiaan kita. Jangan lupa untuk pertahankan nada bicara dengan tetap sopan, supaya tidak ada kesalahpahaman!
Menjawab to the point juga tidak masalah, lho! Contoh, “Saya sedang fokus pada karier dulu, nanti kalau sudah waktunya, saya kabari ya.” Dengan cara ini, kita menetapkan batasan bahwa keputusan pribadi adalah hak kita. Tanpa harus merasa bersalah, kita bisa dengan efektif menangani pertanyaan sensitif seperti ini. Hal ini penting agar ekspektasi keluarga tidak terus-menerus membebani.
Jika merasa terlalu risih dan situasi mulai panas, kita boleh banget kok untuk mengalihkan pembicaraan. Misalnya, “Eh, ngomong-ngomong ada rencana ke mana untuk liburan tahun ini?” Teknik ini mengarahkan obrolan ke topik yang lebih ringan dan menyenangkan, sehingga suasana menjadi lebih akrab dan tidak terlalu fokus pada pertanyaan yang membebani.
Di momen yang mengharuskan kita berinteraksi lebih dengan keluarga dan kerabat, kita tetap harus menjaga kesehatan mental supaya mood tetap baik. Tidak hanya tentang memenuhi kewajiban sosial, Lebaran juga bisa diisi dengan kegiatan self-care. Kita bisa meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang melepas penat, seperti menonton film favorit atau bermain game. Harus diingat selalu bahwa “Me Time” penting banget untuk memulihkan energi!
Saat tekanan mulai terasa berat di kepala, kita bisa meredakannya dengan melakukan teknik pernapasan, meditasi singkat, atau jalan kaki. Kita juga bisa menulis jurnal untuk menuangkan perasaan dan mengevaluasi hal yang membuat kita stres. Dengan ini, kita bisa menjaga kesehatan mental dengan lebih baik.
Tidak semua om dan tante mengerti dengan perspektif anak muda, tetapi tentunya kita punya sepupu yang bisa kita tukar cerita dan meminta dukungan. Membuka diri dan bermain bersama mereka bisa meredakan ketegangan dan mengalihkan pikiran. Jika tekanannya mulai terasa out of control, bisa banget untuk mencari layanan konseling atau hotline kesehatan mental untuk mencari solusi.
Teman-teman harus ingat bahwa kebahagiaan tidak semata-mata ditentukan oleh status dan pencapaian. Lebaran seharusnya menjadi momen untuk kebersamaan, jadi fokuslah pada hal yang membuat kita bahagia. Jangan terjebak dalam perbandingan diri dengan orang lain. Setiap progres dan perjalanan hidup itu unik, kebahagiaan kita adalah milik kita sendiri.
Mari kita rayakan Lebaran dengan santai, tetap chill, dan jaga kesehatan mental dengan baik. Ingat, kebahagiaan datang ketika kita bisa menjadi diri sendiri dan menghargai setiap fase kehidupan. Selamat Lebaran, semoga selalu ada ruang untuk ketenangan dan canda tawa!
Referensi:
[1] Kumparan. (2025, Maret 19). Cara menjawab pertanyaan kapan nikah saat Lebaran nanti. https://kumparan.com/berita-terkini/cara-menjawab-pertanyaan-kapan-nikah-saat-lebaran-nanti-24i4QFYaDvf/full
Kontributor : Joanne Landy Tantreece
Editor : Joko Suhariyanto, S.E.,M.M., CPOD