Sampai tahun 153 SM, perayaan tahun baru jatuh pada tanggal 25 Maret dimana tahun baru ini ditujukan untuk menghormati Mars, dewa Perang dalam sejarah bangsa Romawi kuno. Lalu, pada tahun 714-673 SM, Numa Pompilius, Raja Romawi yang pada masa pemerintahannya merevisi kalender Romawi yang merubah tahun baru pada bulan Januari. Nama Januari sendiri diambil dari kata Janus, dewa bermuka dua yang dipercayai sebagai simbol gerbang dan transisi. Orang Romawi kuno percaya, menghormati Janus di awal tahun akan membawa berkah dan keberuntungan sepanjang bulan-bulan mendatang. Maka, ditetapkanlah tanggal 1 Januari sebagai awal tahun.
Pada masa Julius Caesar, tepatnya pada tahun 46SM, dilakukan penyesuaian kalender bersama para ahli astronomi dan mate-matika. Kalender ini disesuaikan dengan kalender matahari yang mempunyai siklus 365 hari, kalender matahari dulunya digunakan oleh bangsa Mesir. Namun, kalender Julian yang dibuat oleh Julius Caesar memerlukan beberapa penyesuaian karena adanya kesalahan perhitungan tahun kabisat. Dalam beberapa abad penerapannya, banyak ditemukan banyak peristiwa musim yang salah dan kendala dalam penentuan tanggal Paskah.
Di tahun 1582, Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender yang direvisi. Selain menyelesaikan masalah tahun kabisat, kalender Gregorian juga mengukuhkan tanggal 1 Januari sebagai awal Tahun Baru. Saat itu, Prancis dan Spanyol termasuk di antara negara-negara yang segera menggunakan kalender tersebut. Tapi, negara-negara Protestan dan Ortodoks lambat dalam mengadopsinya. Di Tahun 1752 Inggris Raya dan koloni-koloninya di Amerika baru mulai mengikuti kalender Gregorian sedangkan China tercatat mengikuti kalender Gregorian pada tahun 1912.
Walaupun banyak negara yang sudah mengikuti kalender Gregorian saat ini dan merayakan tahun baru pada tanggal 1 Januari, masih banyak negara-negara yang merayakan hari keagamaan berdasarkan kalender lainnya. Contohnya Tahun baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram menggunakan kalender Hijriah dan tahun baru Cina atau Imlek yang menggunakan kalender lunar atau bulan. Sampai saat ini pun, ada juga beberapa negara yang tidak menggunakan kalender masehi seperti Ethiopia yang mana mempunyai 13 bulan dalam satu tahunnya berdasarkan kalender kuno Aleksandria hal ini membuat kalender Ethiopia mempunyai jarak 8 tahun dengan kalender masehi.
Kontributor : Elvira Rahmaniar Rahmi
Editor : Joko Suhariyanto, S.E.,M.M., CPOD.
Referensi :
Gregory, Pope. “Happy New Year 2024: History, importance and why 1st January is celebrated as New Year’s Day worldwide?” The Economic Times, 30 December 2023, https://economictimes.indiatimes.com/news/how-to/happy-new-year-2024-history-importance-and-why-1st-january-is-celebrated-as-new-years-day-worldwide/articleshow/106404928.cms
“Kelas Pintar.” Kelas Pintar, 19 July 2022, https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/bukan-masehi-7-negara-gunakan-kalender-berbeda-16820
“Solar calendar | Ancient Egypt, Mayan, Aztec.” Britannica, https://www.britannica.com/science/solar-calendar
Tikkanen, Amy. “Why Does the New Year Start on January 1?” Britannica, https://www.britannica.com/story/why-does-the-new-year-start-on-january-1