Saat ini, dunia kerja tidak lagi diisi oleh baby boomer, genX, gen Millenial saja, tapi juga sudah mulai diisi dengan gen Z yang sepertinya cukup membuat pusing generasi seniornya. Banyak yang mengatakan gen Z bermental “stroberi” yang maksudnya bermental gampang menyerah, mudah tersinggung tapi juga kreatif. Uniknya, tidak hanya gen Z saja yang memiliki karakteristik khusus, gen lainnya pun memiliki ciri khas sendiri. Perbedaan karakteristik inilah yang sering kali membuat dinamika di organisasi tidak terelakkan atau bahkan sangat intens. Dalam artikel ini, saya mencoba mengajak pembaca untuk menyelami karakter setiap gen dan bagaimana cara mengharmonisasikan komunikasi antar gen.
Sebelum membahas karakter setiap gen, mari berkenalan dengan sebuah matriks tentang perbedaan zaman yang diinisiasi oleh Dave Snowden, seorang peneliti dan konsultan manajemen. Matriks ini dinamai The Cynefin Framework, dimana dijelaskan bahwa ada 4 tahapan era yang terjadi sampai saat ini dan setiap era memiliki karakteristik yang membentuk generasi di era tersebut.
- Clear Era ( Baby Boomer dan Gen X)
Era ini adalah era dimana baby boomer dan gen X bertumbuh, dimana situasi relatif stabil dan hubungan antara penyebab dan efek sangat jelas. Di era ini juga orang-orang familiar dengan “best practice” atau menggunakan 1 pendekatan terbaik akan menghasilkan efek yang maksimal. Sehingga hal ini juga yang membuat generasi baby boomer dan gen X terbiasa melakukan segala sesuatu berdasarkan instruksi dan melakukan sesuatu dengan menggunakan pendekatan konvensional berdasarkan pengalaman mana yang memberikan hasil terbaik.
- Complicated Era (Gen Y / Gen Millennial)
Era ini terbentuk suatu keadaan “mengetahui apa yang tidak diketahui” dimana hubungan antara sebab-akibat perlu untuk dipelajari sejara analisis dan keahlian. Gen Millennial adalah generasi yang tumbuh pada era ini sehingga gen Millennial kita banyak menemukan generasi Millennial yang menjadi ahli dalam satu bidang atau melakukan pendekatan pada suatu masalah menggunakan data oriented, analisis maupun penelitian. Gen Millennial dalam bersosialisasi senang dengan pendekatan edukasi atau sharing knowledge, mereka senang jika diberikan kesempatan dimana mereka bisa mengembangkan diri yang dapat meningkatkan pengetahuan mereka.
- Complex Era (Gen Z)
Saat ini kita berada pada era complex-to-chaos. Era complex disini menggambarkan suatu keadaan dimana kita tidak mengetahui hal yang masih menjadi misteri, hubungan antara sebab-akibat tidak lagi linear, banyak faktor pendukung yang bisa saja tidak terduga sehingga sangat diperlukan retrospektif untuk mengungkap dan memetakan pengalaman pendekatan yang sudah dilalui untuk menyelesaikan suatu masalah untuk dijadikan sebuah empiris dalam menghadapi masa depan sambil merumuskan pendekatan-pendekatan baru. Gen Z yang berada di era ini lebih mengutamakan interaksi daripada instruksi maupun edukasi dikarenakan sumber informasi yang berlimpah namun kebijaksanaan dalam mengambil pembelajaran masih membutuhkan bimbingan dari generasi sebelumnya. Gen Z memerlukan interaksi secara intensif dalam mencapai kecerdasan kolektif dan membangun kedekatan dalam sebuah hubungan.
- Chaotic Era (Gen Alpha)
Era ini nantinya akan didominasi oleh gen Alfa yang mungkin saat ini masih berusia sangat muda. Di Era ini digambarkan dengan semua hal tidak dapat diprediksi dan tidak pasti, di era ini respon sebab yang berdasarkan pemikiran analisis ataupun pengetahuan lain dirasa sangat lama. Di era ini akan dituntut bagaimana kita bisa menanggapi suatu masalah dengan baik, tepat, tegas, dan cepat. Diperlukan kemampuan untuk bertindak, merasakan, dan merespon dengan cepat serta pembaruan-pembaruan akan sangat cepat terjadi di era ini.
Dengan memahami perubahan zaman ini, kita akan mampu memahami karakter yang dibawa oleh masing-masing generasi da diharapkan mampu untuk melakukan manajemen sesuai zaman yang dilalui saat ini. Bagi seorang pemimpin, melakukan pemahaman pada setiap anggota tim tentang bagaimana iklim bisnis yang saat ini berada di era complex-to-chaos sangat esensial. Kita tidak bisa lagi menganggap setiap masalah yang terjadi menggunakan pendekatan di era clear ataupun complicated. Setiap era membutuhkan pendekatan yang sesuai dengan era masing-masing.
Jika dalam sebuah organisasi seorang leader masih kesulitan dalam berinteraksi dengan timnya yang mungkin saat ini sudah mulai didominasi oleh Gen Z, maka disarankan untuk memperkuat interaksi dan mencoba untuk diberikan kesempatan mereka dalam melakukan eksplorasi dalam menyelesaikan suatu masalah. Seorang leader bertugas untuk menguatkan fundamental kebenaran dan etika yang dianut dalam bekerja agar setiap inovasi yang tercipta tidak berdasarkan sebuah penyimpangan dari kebaikan.
Menyelami karakteristik setiap generasi dan memahami perubahan zaman menjadi kunci dalam harmonisasi komunikasi antar gen di organisasi. Pemimpin harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan pendekatannya dengan era yang dihadapi. Interaksi dan eksplorasi menjadi kunci dalam memberdayakan Gen Z dan generasi selanjutnya. Fondasi kebenaran dan etika menjadi kompas dalam setiap inovasi yang diciptakan. Dengan memahami dan mengelola keragaman generasi, organisasi dapat mencapai kesuksesan yang berkelanjutan di era yang penuh dengan perubahan dan kompleksitas.
Beberapa poin penting yang dapat ditambahkan:
- Pentingnya edukasi dan pelatihan bagi setiap generasi untuk memahami karakteristik dan cara kerja generasi lainnya.
- Penciptaan budaya organisasi yang inklusif dan terbuka terhadap perbedaan.
- Pemanfaatan teknologi untuk mempermudah komunikasi dan kolaborasi antar generasi.
- Pentingnya membangun kepercayaan dan saling menghormati antar generasi.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan produktif bagi semua generasi.
Referensi :
About – Cynefin Framework. (2021, September 30). The Cynefin Co. https://thecynefin.co/about-us/about-cynefin-framework/
Kontributor : Elvira Rahmaniar Rahmi
Editor : Joko Suhariyanto, S.E.,M.M., CPOD.