Universitas Siber Asia

Siapa Bilang Kelinci Bulan Cuma Ada di Tiongkok? Yuk, Jelajahi Mitosnya di Seluruh Dunia!

Di wilayah Barat ada Thanksgiving, di wilayah Timur ada Mid-Autumn Festival. Meskipun seringkali disalahartikan sebagai pesta bulan purnama, namun festival ini sebenarnya sangat penting di sebagian besar negara Asia, termasuk Tiongkok, Jepang, Korea, dan Vietnam. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang Mid-Autumn Festival dan bagaimana mitos kelinci bulan menghasilkan satu tradisi!

Mid-Autumn Festival jatuh pada tanggal 15 di bulan ke-8 menurut kalender Cina, yang telah dirayakan sejak zaman Dinasti Shang sekitar 1600-1046 SM. Di zaman Dinasti Tang 618-907, festival ini membawa banyak kesenangan untuk orang-orang dan mulai seolah-olah menjadi “Thanks for Harvest” di Amerika Serikat. Seperti yang kita ketahui, kelinci bulan adalah misteri.

Di China, kita tahu bahwa kelinci ini berkaitan dengan Dewi Chang’e, dan bahkan ada dua versi cerita tentang kelinci bulan ini. Versi 1: istri Hou Yi, pahlawan pemanah, minum ramuan keabadian dan pergi ke langit untuk menghindari murid jahat Hou Yi. Versi 2 menjelaskan Chang’e sebagai wanita yang menikahi pahlawan yang sial. Dia minum ramuan untuk menyelamatkan rakyatnya dari pemerintah yang buruk. Dalam keduanya, Dewi tinggal di bulan bersama dengan kelinci, tukang obat.

Selain kisah ini, ada yang lain tentang kelinci bulan yang sedang membuat ramuan itu. Ini berasal dari cerita Buddhis yang disebut Sasa Jataka, dan dalam cetakan ini kelinci rela mengorbankan dirinya sendiri untuk memberi makan brahmana. Karena ini, ia dihormati oleh Dewa Sakka dan ditempatkan di bulan.

Berbagai negara merayakan festival ini dengan cara yang unik. Di Tiongkok, keluarga berkumpul bersama untuk makan kue bulan dengan berbagai rasa, hingga berjalan-jalan sekitar lingkungan rumah sambil membawa lentera. Kue bulan terdiri dari isian pasta biji teratai, kacang manis, dan kuning telur, seperti bulan. Kue ini dihias dengan simbol Tiongkok atau tulisan-tulisan lain yang menandakan festival ini.

Tsukimi atau “melihat bulan”, orang Jepang merayakan kelinci bulan yang dikenal sebagai Tsuki no Usagi dan percaya bahwa kelinci tersebut sedang membuat kue beras mochi di bulan. Festival ini meliputi makan kue beras dan dekorasi rumput pampas yang menandakan festival panen.

Di Korea, festival ini dikenal sebagai Chuseok. Kelinci bulan atau Toki merujuk pada mitos di festival ini. Festival Chuseok digunakan untuk menghormati leluhur, bermain game tradisional, dan makan hidangan khusus, termasuk songpyeon, kue beras isian manis.

Sementara di Vietnam, festival tersebut disebut Festival Tết Trung Thu. Itu adalah festival anak-anak dengan lentera pawai dan kue bulan unik. Mitos festival ini adalah Chú Cuội, pria yang terbang ke bulan dengan pohon beringin ajaib.

Namun, meskipun semua negara tersebut mempunyai cerita festival dan cara merayakan, semua sepakat bahwa bulan itu menjadi tanda kesatuan dan kekayaan. Kue bulan ada di festival tersebut dan dimakan oleh hampir semua orang meskipun varian rasanya berbeda. Karena itu, dalam era digital ini, kita harus tetap merayakan setiap budaya yang berbeda. Hal tersebut tidak hanya memuliakan para leluhur tetapi juga menghargai perbedaan antar negara.

Jadi, yuk, rayakan Mid-Autumn Festival tahun ini dengan cara yang unik! Apakah itu dengan makan kue bulan bersama keluarga, bermain permainan tradisional, atau sekadar merenung di bawah sinar bulan. Mari kita jaga dan lestarikan tradisi ini bersama-sama!

Referensi:

[1] https://www.suara.com/lifestyle/2021/09/21/183000/9-fakta-kue-bulan-sejarah-budaya-hingga-legenda

[2] https://buddhazine.com/musim-gugur-kelinci-dan-kue-bulan/

Kontributor : Joanne Landy Tantreece

Editor  : Joko Suhariyanto, S.E.,M.M., CPOD.

Siapa Bilang Kelinci Bulan Cuma Ada di Tiongkok? Yuk, Jelajahi Mitosnya di Seluruh Dunia!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *